Sebagaimana yang dikemukakan oleh Bupati Tapin, HM Arifin Arpan, meminta para petani cabai rawit mengutamakan kualitas sebelum ekspor produk abon cabai ke Jepang dan Spanyol, hal tersebut disampaikan oleh Bpati pada saat mengunjungi sentra tanaman cabai rawit di Desa Hiyung, Kecamatan Tapin Tengah, Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan pada beberapa waktu yang lalu.
Sementara untuk kualitas Bupati meminta "Harus yang cabai merah semua. Jangan dicampur dengan cabai hijau, nanti akhirnya abonnya menjadi hitam," hal itu menjadi arahan tentang pentingnnya menjaga kualitas abon cabai yang bagus. selanjutnya juga Bupati berkeinginan sentra produk cabai hiyung dikenal tidak hanya rasa pedasnya 17 kali lipat cabai rawit biasa, tapi karena kualitasnya juga.
Berdasarkan hasil inovasi warga saat ini Rasa pedas 17 kali lipat dari cabai biasa itu, kalau bisa, lebih dikenal di warga yang menikmati makanan di seluruh restoran Jepang dan Spanyol. Program lintas organisasi perangkat daerah, seperti Dinas Pertanian, Dinas Perindustrian dan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Tapin, diarahkan membantu produksi cabai hiyung serta pengembangan luas tanaman cabai hiyung. Berdasarkan daya yang ada bahwa produk pascapanen cabai hiyung baru sekitar 300 kilogram cabai basah.
Oleh karena itu kedepannya Pemerintah Kabupaten Tapin akan menjadi program prioritas untuk luas tanaman cabai hiyung lebih banyak untuk mencukupi bahan baku dalam bentuk abon cabai dan sambal kemasan botol. Sebagaimana saat ini bahwa usaha cabai hiyung sudah mengantongi izin produksi, nilai gizi, sertifikat halal dari MUI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar